Selain bertobat, upaya lain menghapus dosa yakni dengan meluncurkan buku. Ini dilakoni Izhari Agusjaya. Pria berusia 60 tahun itu menulis buku "Bukan Testimoni Susno". Izhari mengatakan, karya tulisnya sebagai penghapus dosa karena telah berburuk sangka terhadap mantan Kepala Badan Reserse Kriminal Kepolisian RI Komisaris Jenderal Polisi Susno Duadji.
Pengakuan jujur Izhari diutarakan di sela-sela bedah buku "Bukan Testimoni Susno" di Gramedia Ekalokasari Bogor, Jawa Barat, Kamis (25/2), kepada ANTARA. Izhari pernah membenci dan berpandangan buruk terhadap Susno ketika menyampaikan pernyataan di hadapan Panitia Khusus Angket Century DPR terkait Bank Century. Termasuk ketika memberi pernyataan pada sidang Antasari Azhar.
Selain itu pernyataan Cicak versus Buaya membuat Izhari berprasangka buruk. Ia pun menganggap Susno adalah dalang rekayasa kasus itu. Penulis yang kini menjabat sebagai dewan penasehat PWI Pusat ini, mengaku muntah dan muak dengan pernyataan Susno di hadapan Pansus DPR waktu itu.
Izhari pun menilai Susno adalah sosok yang hina. Namun setelah mengenal langsung dan penasaran dengan sisi lain Susno, Izhari sadar telah salah menilai orang. "Jangan terlalu cepat menilai seseorang buruk, karena belum tentu semuanya benar. Maka sebelum menuduh hendaknya kita menyaringnya, ini jadinya saya terpaksa membuat buku," ucap Izhari berseloroh.
Buku Bukan Testimoni Susno memiliki 138 halaman. Karya tulisnya itu dibuat dalam waktu sebulan. "Ada 25 bab di dalamnya yang berisikan semua penuturan jujur dari Pak Susno dan kebenaran apa yang sebenarnya terjadi," kata Izhari. Buku Bukan Testimoni Susno yang diterbitkan Gramedia dicetak sebanyak 40 ribu eksemplar.
Sebagian kalangan menilai, buku itu sebagai bentuk cuci tangan Susno terhadap penilaian publik. Kejujuran Susno dalam buku secara tak langsung telah menelanjangi institusi tempat ia bekerja. Tapi Susno mengatakan buku itu adalah ungkapan jujurnya atas kecintaanya pada institusi yang telah membesarkannya.(AIS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar